Laman

Monday, February 7, 2011

Guyonan Gusdur 4

30.189 Gaya Bersetubuh
Ketika semua pihak berteriak
musnahkan pornoaksi dan
pornografi di negeri ini karena
tidak sesuai dengan syariat
Islam, Gus Dur justru kurang
sependapat. Gus Dur berusaha
mengambil contoh dari sisi
pandangan Islam tentang porno
tersebut.
Misalnya saja ketika Gus Dur
menjawab interview dengan
Jaringan Islam Liberal, Gus Dur
menyebut kitab Raudlatul
Mu ’aththar sebagai korban
tentang kesalahan memandang
pengertian daripada kata porno.
“Anda tahu, kita Raudlatul
Mu’aththar (Kebun Wewangian)
itu merupakan kitab Bahasa Arab
yang isinya tata cara bersetubuh
dengan 189 gaya. ” “Kalau begitu,
kitab itu cabul dong?”
***
31. Guyon dengan Fidel Castro
Nah, ini yang jadi guyonan Gus
Dur sewaktu masih menjadi
Presiden Indonesia, saat
berkunjung ke Kuba. Saat itu dia
bertemu pemimpin Kuba, Fidel
Castro.
Saat itu Fidel Castro mendatangi
hotel tempat Gus Dur dan
rombongannya menginap
selama di Kuba. Mereka pun
terlibat pembicaraan hangat,
menjurus serius. Agar
pembicaraan tidak terlalu
membosankan, Gus Dur
mengeluarkan jurus andalannya,
joke.
Gus Dur lalu bercerita pada
pemimpin Kuba, Fidel Castro,
bahwa ada 3 orang tahanan
yang berada dalam satu sel. Para
tahanan itu saling memberitahu
bagaimana mereka bisa sampai
ditahan itu.
Tahanan pertama bercerita,
“ Saya dipenjara karena saya anti
dengan Che Guevara.” Seperti
diketahui Che Guevara memimpin
perjuangan kaum sosialis di
Kuba.
Tahanan kedua berkata geram,
“ Oh kalau saya dipenjara karena
saya pengikut Che Guevara!” Lalu
mereka berdua terlibat perang
mulut. Tapi mendadak mereka
teringat tahanan ketiga yang
belum ditanya.
“Kalau kamu kenapa sampai
dipenjara di sini?” tanya mereka
berdua kepada tahanan ketiga.
Lalu tahanan ketiga itu
menjawab dengan berat hati,
“ Karena saya Che Guevara…”
Fidel Castro pun tertawa
tergelak-gelak mendengar
guyonan Gus Dur tersebut.
***
32. Becak Dilarang Masuk
Saat menjadi presiden, Gus Dur
pernah bercerita kepada Menteri
Pertahanan saat itu, Mahfud MD,
tentang orang Madura yang
katanya banyak akal dan cerdik.
Cerita ini masuk dalam buku
Setahun bersama Gus Dur,
Kenangan Menjadi Menteri di
Saat Sulit.
Ceritanya, ada tukang becak asal
Madura yang pernah dipergoki
oleh polisi ketika melanggar
rambu “becak dilarang masuk”.
Tukang becak itu masuk ke jalan
yang ada rambu gambar becak
disilang dengan garis hitam yang
berarti jalan itu tidak boleh
dimasuki becak.
“Apa kamu tidak melihat gambar
itu? Itu kan gambar becak tidak
boleh masuk jalan ini, ” bentak
polisi.
“Oh saya melihat pak, tapi itu kan
gambarnya becak kosong. Becak
saya kan ada yang mengemudi, ”
jawab si tukang becak .
“Bodoh, apa kamu tidak bisa
baca? Di bawah gambar itu kan
ada tulisan bahwa becak
dilarang masuk, ” bentak pak
polisi lagi.
“Tidak pak, saya tidak bisa baca,
kalau saya bisa membaca maka
saya jadi polisi seperti sampeyan,
bukan jadi tukang becak seperti
ini, ” jawab si tukang becak
sambil cengengesan.
***
33. Radio Islami
Seorang Indonesia yang baru
pulang menunaikan ibadah haji
terlihat marah-marah.
“Lho kang, ngopo ngamuk-
ngamuk mbanting radio?
(Kenapa ngamuk-ngamuk
membanting radio ?)” tanya
kawannya penasaran.
“Pembohong! Gombal!” ujarnya
geram. Temannya terpaku
kebingungan.
“Radio ini di Mekkah tiap hari
ngaji Alquran terus. Tapi di sini,
isinya lagu dangdut tok. Radio
begini kok dibilang radio Islami.”
“Sampean (Anda) tahu itu radio
Islami dari mana?”
“Lha…, itu bacaannya all-
transistor. Kan pakai Al.”
34. Obrolan Hari Jumat
Pernah suatu ketika Gus Dur di
ruang kerjanya di Istana Merdeka
menerima Mohammad Sobary,
peneliti dari LIPI, kolumnis dan
pernah menjadi pemimpin
Kantor Berita Antara dan Djohan
Effendi (Kepala Litbang
Departemen Agama).
Hampir sepanjang hari Gus Dur
berbincang-bincang dengan
kedua sahabatnya tersebut.
Sobary sempat menjadi
moderator ketika berlangsung
dialog antara Gus Dur dengan
masyarakat seusai shalat Jumat
di Masjid Baiturrahim (Masjid
Istana Kepresidenan).
Sobary lantas mengulang cerita
Gus Dur tentang hal lucu yang
terjadi di sekitar Gus Dur selama
masa istirahat. Sebelum shalat
Jumat, Gus Dur dari ruang
kerjanya menelepon Menteri
Agama di kantornya.
Kebetulan yang mengangkat
telepon di kantor Menteri Agama
adalah seorang staf menteri.
Dialognya demikian:
Gus Dur: Hallo, saya mau bicara
dengan Menteri Agama
Staf Departemen Agama: Ini
siapa?
Gus Dur: Saya Abdurrahman
Wahid
Staf Departemen Agama:
Abdurrahman Wahid siapa?
Gus Dur: Presiden……
35. Tiga ” Gus ” Adalah Musuh
Orba
Di kalangan Nahdliyin, Gus adalah
julukan bagi anak kiai yang
mereka hormati . Panggilan
hormat itu tetap melekat, bahkan
sampai si anak sudah jadi bapak
atau kakek . Begitulah, menurut
Gus Dur, ada Gus Nun, Gus Mus,
dan lain-lain-anpa menyebut diri
sendiri.
Lain sikap hormat kalangan
Nahdliyin, lain pula pandangan
pemerintah Orde Baru. Yang
terakhir ini tak suka dengan para
Gus itu, terutama yang kritis
terhadap kekuasaan.
Kekritisan Gus Dur terhadap
pemerintah Orde Baru
mengakibatkan ia “dikucilkan.”
Gus Nun sering ngomong pedas,
maka dianggap musuh
pemerintah juga .
Tapi , kata Gus Dur, di acara
jamuan makan malam bersama
tamu-tamunya, sebenarnya ada
satu “Gus” lagi yang tidak
disukai pemerintah .
Para tamu pun penasaran, dan
menunggu Gus siapa lagi
gerangan yang dimaksud .
“Gusmao…,” ungkap Gus Dur
menyebut nama belakang Kay
Rala Xanana (sekarang Presiden
Timor Leste), pemimpin Fretilin
yang saat itu masih di penjara.
36. Dua Masalah = Gusdur Tak
Bermasalah
Pertama, adalah masalah yang
dapat diselesaikan. Tapi itu
bukanlah suatu masalah, karena
dapat diselesaikan.
Kedua, masalah yang tidak dapat
diselesaikan. “Untuk masalah
yang tidak dapat diselesaikan,
jangan diambil pusing untuk
dipikirkan. Kan tidak dapat
diselesaikan, ”
37.Dicium Artis Cantik
Magnet sense of humor Gus Dur
yang tinggi membuat kesengsem
salah satu artis cantik saat hadir
dalam suatu acara di rumah
salah seorang pengasuh Pondok
Kajen. Saking gemesnya, artis itu
dengan santai langsung ngesun
(mencium) pipi Gus Dur tanpa
pake permisi.
Jelas beberapa di antara mereka
yang hadir langsung dibikin
kaget dan bingung. Siapa yang
kuat ngeliat kiat nyentrik cuma
diem aja disun (dicium) artis
cantik.
Tak lama kemudian begitu sudah
agak sepi, Gus Mus yang sedang
di antara mereka, langsung
numpahin sederet kalimat yang
sudah dari tadi cuma bisa
disimpan dalam hati.
“Loh Gus, Kok Gus Dur diam saja
sih disun sama perempuan?’
Dengan santai dan silakan
bayangin sendiri gayanya, Gus
Dur malah ngasih jawaban
sepele.
“Lha wong saya kan nggak bisa
lihat. Ya mbok sampeyan
jangan pengin. ”
38. Gus Dur Digoda Anaknya
Salah seorang anak Gus Dur
dengan penuh rasa ingin tahu
mengamati ayahnya yang sedang
memoleskan krim pembersih
wajah yang dicurinya dari meja
rias istrinya ke seluruh bagian
mukanya.
“Kenapa sih Bapak selalu
mengoleskan itu di wajah?”
tanya anak itu.
“Supaya bapakmu ini ganteng
terus,” jawab Gus Dur.
Tak berapa lama kemudian Gus
Dur mengambil kapas dan
mengusap krem yang menempel
di wajahnya seperti yang sering
dilakukan istrinya.
“Lho kok dihapus sih Pak? Putus
asa ya…?” goda anaknya.
39. Iri dengan Sopir Metromini
Di pintu akherat seorang
malaikat menanyai seorang sopir
Metromini. “Apa kerjamu selama
di dunia?” tanya malaikat itu.
“Saya sopir Metromini, Pak.”
Lalu malaikat itu memberikan
kamar yang mewah untuk sopir
Metro tersebut dan peralatan
yang terbuat dari emas.
Lalu datang Gus Dur dengan
dituntun ajudannya yang setia.
“Apa kerja kamu di dunia?” tanya
malaikat kepada Gus Dur.
“Saya presiden dan juga juru
dakwah, Pak.” Lalu malaikat itu
memberikan kamar yang kecil
dan peralatan dari kayu.
Melihat itu Gus Dur protes. “Pak
kenapa kok saya yang presiden
sekaligus juru dakwah
mendapatkan yang lebih rendah
dari seorang sopir Metromini ?”
Dengan tenang malaikat itu
menjawab, “Begini Gus, saat
Anda ceramah, Anda membuat
orang-orang semua ngantuk dan
tertidur, sehingga melupakan
Tuhan. Sedangkan pada saat
sopir Metromini mengemudi
ngebut, ia membuat orang-orang
berdoa.”

No comments:

Post a Comment