Pengertian syukur dan nikmat berasal dari bahasa Arab. Kata syukur berterima
kasih, sedangkan kata nikmat artinya Pemberian, Anugrah, Enak, Lezat. Mensyukuri
nikmat Allah SWT, maksudnya berterima kasih kepada-Nya dengan cara mengingat atau
menyebut nikmat dan mengagungkan-Nya.
Nikmat Allah terhadap umat manusia itu sangat banyak dan beraneka ragam
jenisnya, misalnya : ada yang bersifat jasmani, ada yang bersifat rohani, ada yang
terdapat dalam diri manusia sendiri, ada yang terdapat di luar diri manusia.
Nikmat yang bersifat jasmani antara lain bentuk tubuh manusia yang paling baik
diantara makhluk lainnya, panca indra, anggota badan, bumi langit, makanan dan
minuman, nikmat yang bersifat rohani antara lain : roh, akal, perasaan, bahasa, ilmu
pengetahuan, iman dan islam.
Firman Allah SWT (QS Ibrahim : 34)
”Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya tidaklah dapat kamu
menghitungnya” (QS. Ibrahim : 34)
Karena itu, tepatlah jika Allah SWT, mewajibkan kepada setiap individu manusia
untuk bersyukur kepada-Nya, Allah berfirman :
Karena itu ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat pula kepada-Mu dan
bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku (QS. AlBaqarah :152).
Adapun cara mensyukuri nikmat Allah SWT secara umum, ialah dengan
menggunakan segala nikmat Allah. Untuk hal-hal yang diridhoi-Nya, yakni untuk
melakukan usaha-usaha agar memperoleh kebahagiaan hidup di dunia yang fana dan
akhirat yang baqa kelak.
Seorang pegawai memperoleh anugrah Allah berupa kesehatan, kemampuan, dan
kesempatan dianggap telah mensyukuri nikmat Allah apabila dia bersungguh-sungguh
dan niat ikhlas untuk beribadah kepada Allah, disiplin dalam beribadah dan beramal
saleh, membiasakan diri dengan akhlak yang terpuji dan senantiasa memelihara diri untuk
tidak melakukan perbuatan-perbuatan dosa, pegawai yang mensyukuri nikmat Allah
SWT dengan cara seperti tersebut, sudah tentu akan memperoleh banyak hikmah antara
lain naik pangkat yang sesuai dengan ketentuan dan jadwal yang ditentukan, akan
bertambah-tambah rizkinya dan disenangi oleh rekan-rekan kerja. Dalam hal ini Allah
SWT menegaskan dalam firmannya :
Dan (ingatlah juga) tatkala Tuhan-Mu memaklumkan : ”Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu ingkar maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih. (QS. Ibrahim : 7) Cara mensyukuri nikmat wabil khusus nikmat iman dan islam ialah dengan cara :
I. Bersyukur dengan hati :
a. Meyakini kebenaran Islam dan seluruh ajarannya, termasuk kebenaran
rukun iman, rukun islam, dan ajaran tentang ihsan.
b. Bercita-cita ingin memperoleh ridho Allah, bahagia dunia dan akhirat.
c. Senantiasa mengingat Allah (zikrullah) dan hatinya bergetar apabila
dibacakan ayat-ayat-Nya.
d. Mencintai Allah dan Rasul-Nya, jauh melebihi dari selain keduanya.
e. Membersihkan diri dari syirik, nifak, dan kecenderungan untuk berbuat
dosa.
f. Memelihara hati agar tidak memiliki sifat-sifat tercela, seperti sombong,
ria, sum’ah, buruk sangka, putus asa, dendam, keluh kesah, kikir, dan
lain-lain.
II. Bersyukur dengan ucapan :
a. Mengikrarkan dua kalimat syahadat, yakni syahadat Tauhid dan syahadat
Rasul.
b. Membiasakan diri membaca (tadarus) Al-Quran.
c. Berdakwah, yakni melaksanakan amar ma’ruf (menyuruh orang berbuat
baik) dan nahi munkar (melarang orang berbuat jahat).
d. Senantiasa mengucapkan lafal-lafal zikir, seperti kalimat tauhid, tasbih,
tahmid, takbir, ta’awuds, istigfar, dan disertai dengan banyak berdoa
kepada Allah.
e. Mengajarkan berbagai macam ilmu pengetahuan yang bermanfaat.
f. Memelihara diri untuk tidak berkata-kata yang dapat merugikan diri
sendiri dan orang lain, serta berusaha agar senantiasa berkata-kata yang
bermanfaat, sopan dan ramah tamah.
g. Sesama muslim hendaknya saling mendoakan antara lain dengan
memberi dan menjawab salam.
III. Bersyukur dengan perbuatan :
a. Disiplin melakukan salat lima waktu dan puasa Ramadhan.
b. Mengeluarkan zakat dan menunaikan ibadah haji jika mampu, serta
memenuhi syarat-syarat wajibnya.
c. Berjihad membela Islam dan kaum muslimin bila diperlukan.
d. Menuntut ilmu yang bermanfaat baik bagi dunia maupun akhirat.
e. Melaksanakan kewajiban-kewajiban dalam hidup bermasyarakat, seperti
berbakti kepada orang tua, dan tolong-menolong dalam kebaikan.
f. Mencari rezeki dengan cara yang halal dan membelanjakannya untuk
hal-hal yang bermanfaat.
g. Memelihara diri untuk tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang
diharamkan oleh Islam.
No comments:
Post a Comment